Berikutpengalaman jajan orang-orang Indonesia di India. 1. Jajan Pani Puri Youtuber bernama Mursid Affandi berkunjung ke India belum lama ini. Ia jajan pani pur, kudapan manis yang sangat populer di India. Selain terkenal karena lezat, jajanan ini juga terkenal karena proses pembuatannya yang dianggap menjijikan.
Saya baru berkesempatan ke India beberapa kali. Tapi, dari sekian kunjungan itu, dapat dibilang hampir semua wilayah utama di India –Utara, Tengah dan Selatan, sudah terjelajahi. Tahun 2015, saya berkesempatan ke kawasan Kashmir di Utara dan sebagian kawasan Rajashtan di India Tengah. Setahun berselang, giliran kawasan Kerala di Selatan India yang saya eksplor selama 2 minggu. Bahkan, awal tahun 2020 ini saya berkesempatan kembali ke Kerala bersama beberapa orang kawan baru. Keindahan senja di Pantai Kovalam Walaupun di Kerala tidak banyak bangunan megah yang bersejarah layaknya benteng atau kuil-kuil besar, namun Kerala terkenal dengan keindahan alamnya. Sekilas memang sama dengan Indonesia, namun gaya hidup masyarakat di sana yang masih bergantung dengan alam patut dijadikan contoh. Selaras dengan Alam ala Masyarakat Kerala Kerala sendiri berasal dari bahasa Malayalam dan merupakan gabungan dari dua kata yakni “Kera” yang berarti “Pohon Kelapa” dan alam atau “Land” sehingga Kerala dapat diartikan “Land of Coconuts” atau “Tanah Kelapa”. Saat ke sana, memang pohon kelapa dengan mudah akan dijumpai. Jika di Indonesia pohon Kelapa identik dengan kawasan pantai, di Kerala, hampir semua tempat ada pohon kelapanya. Baik itu di pinggir sungai, danau atau juga di kawasan perkotaan. Human by Nature Aktifitas masyarakat di Allepey Keindahan Pantai Kovalam Kebun teh di Munnar, Kerala Salah satu pengalaman berkesan saya selama di Kerala yakni saat menginap di Kettuvallam, sebuah rumah perahu yang menjadi ciri khas kota Alleppey di mana wisatawan akan diajak menyusuri Sungai Pampa dan melihat kehidupan masyarakat sekitar. Hasil perkebunan di Kerala Proses pembuatan Toddy Petani lokal Di pinggir sungai Pampa, masyarakat masih hidup dengan cara tradisional. Mereka masih menangkap ikan dengan menggunakan jala dan pancing. Di sebuah desa kecil tak jauh dari sana, saya juga pernah melihat masih ada warga yang membuat atap dari daun kelapa dan memintal tali dari serat batok kelapa. Selaras bersama Alam di Kerala Membuat atap dari daun kelapa Pembuatan tali dari ijuk kelapa Proses pemintalan tali ijuknya Lucunya, berbeda dengan Indonesia, warga lokal menciptakan alat khusus yang digunakan untuk memanjat pohon kelapa. Dari air-air kelapa inilah kemudian mereka membuat toddy palm wine, minuman berfermentasi dari air kelapa. Menurut teman-teman saya yang mencicipi sih enak. Tapi, saya pribadi tidak cocok minum minuman yang baunya cukup menyengat ini. Saat saya mengunjungi pantai di sekitaran Trivandrum, ibu kota Kerala, saya juga melihat para nelayan masih menggunakan perahu tradisional. Di sisi lain pantai di kota Kochi, jala-jala berukuran raksasa digunakan masyarakat untuk mencari ikan. Selaras bersama Alam di Kerala Penjual kelapa di Kerala Alat menangkap ikan di Kerala Sadhya, makanan khas Kerala Saya nggak bilang masyarakat Kerala tidak bersentuhan dengan moderenitas, tapi, sepanjang penglihatan saya, mereka masih menjunjung tinggi alam yakni dengan cara hidup berdampingan dan memanfaatkan sebaik-baiknya tanpa harus merusak. Di kesempatan lain, saya pernah juga menginap di kawasan perkemahan di kaki Gunung Phantom di Munnar. Luar biasa pengalaman “menyatu” dengan alam yang terus terang belum pernah saya rasakan di negeri sendiri. Baru kali itu saya tidur menggunakan tenda di hutan dengan suara-suara serangga yang bikin tidur semakin nyenyak. Selaras dengan Alam di Kerala Keindahan hutan di Kerala Perkemahan di kaki gunung Phantom Alat menangkap ikan di Kerala Kerala adalah rumah bagi beberapa taman nasional. Saya beruntung dapat mendatangi salah satunya, yakni Taman Nasional Periyar seluas 925 km persegi yang jika saya tidak melihat langsung keasrian taman nasional ini, saya nggak akan nyangka jika ini adalah taman nasional buatan! Seni dan Agama yang Berpadu di Kerala Sebelum saya singgung soal seni dan agama yang berpadu dengan baik di Kerala, coba lihat video di bawah ini. Video dengan judul Human by Nature ini menunjukkan keharmonisan masyarakat Kerala dengan alam termasuk juga dengan seni, budaya dan agama yang ada di sana. India memang dikenal sebagai negara dengan pemeluk agama yang beragam. Ada Hindu, Buddha, Kristen dan Islam. Di Kerala pun masyarakatnya heterogen dan semua hidup damai berdampingan. Bagi umat Islam seperti saya, tidak sulit untuk menemukan masjid di sana. Pun umar Kristen yang juga jadi agama minoritas, untuk menemukan gereja juga mudah. Salah satu gereja indah yang pernah saya jumpai itu bernama Matummala Matha atau Our Lady of Good Health Church yang berada di tengah perkebunan teh. Indah sekali! Tak jauh dari sana kami juga sempat mampir ke Kalvary Mount/Kalliyanathandu yang merupakan situs ziarah yang berada di perbukitan dan menawarkan pemandangan indah Waduk Idduki. Keindahan Gereja Matummala Matha Kalau ini pemandangan di sekitaran Kalvary Mount Bahkan, untuk pertama kalinya dalam hidup saya, di Kochi, saya berkesempatan untuk berkunjung ke kanisah yang merupakan rumah peribadatan umat Yahudi walaupun saya gagal masuk karena jam kunjungan sudah berakhir. Sebuah kesenian yang erat kaitannya dengan sisi spritualitas juga ada di Kerala. Kesenian tari itu bernama Kathakali itu juga merupakan drama musikal di mana penarinya akan menggunakan riasan wajah dan kostum yang berwarna-warni. Tarian yang muncul di video klip Coldplay berjudul Hymn For The Weekend ini biasanya menggambarkan cerita klasik Ramayana, Mahabhrata dan berbagai kisah mitologi Hindu. Festival di Sree Kumaramangalam Gajah juga dilibatkan dalam sebuah festival semacam ini Dalam sebuah pertunjukkan, tak jarang mereka juga mengajak hewan. Umumnya sih gajah yang memang banyak terdapat di India. Saya bertemu gajah liar di Taman Nasional Periyar, namun di beberapa kesempatan pertunjukkan, saya kembali menjumpainya, termasuk saat melihat festival di Sree Kumaramangalam dengan segala macam atraksinya. Sebuah keharmonisan yang bikin iri! Dengan adanya harmonisasi dan selarasnya kehidupan masyarakat Kerala dengan alam sekitar, tak heran jika perjalanan ke Kerala selau meninggalkan kesan yang dalam. Dan, tentu saja ada rasa rindu untuk kembali lagi ke sana di masa yang akan datang. Ada yang mau ke Kerala bersama saya? Yuk! Harmonisasi kehidupan masyarakat dengan alam Artikel ini disponsori oleh Kerala Tourism. Untuk informasi lengkap mengenai Kerala dapat dilihat di KERALA TOURISM Situs Instagram keralatourism Facebook Kerala Tourism Twitter Keralatourism Youtube Kerala Tourism
PengalamanTinggal di Mansion Jepang. 5:30:00 PM. Selamat siang.. Kemaren ada yang nanya gimana lokasi tempat tinggal saya sewaktu di Jepang. Jadi saya mau curhat sedikit tentang mansion yang saya huni di Sakae. Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan biaya hidup tertinggi. Apalagi bagi yang tinggal di Jepang, mencari lokasi tempat
Bagaimana menikah dengan Pria India. Syarat menikah dengan lelaki India. Pengalaman menikah dengan Pria India. Pernikahan muslim di India. Adat menikah di India. De el el. Begitulah sederet Keyword laporan mbah google yang nyasar ke blog emak. Laaa, ini blog mbolang apa blog cari jodoh lelaki India? Duh!. Dari blog ini emak sering menerima email pribadi. Pertama tanya tentang wisata di India. Rencananya mau travelling ke India. Tanya tentang emak yang tinggal di India. Ujung ujungnya, datang ke India buat ketemuan dengan sang pujaan hatinya. Arjuna sang pemanah asmara yang asli orang India. Emak nggak masalah, toh itu urusan pribadi mereka. Tapi yang bikin emak ganjal dihati, kebanyakan cowok yang mereka kenal ternyata bukan Arjuna tapi Rahwana. Pernah ada cewek nekat kesini bermodalkan tiket promo dengan budget muepet. Tanpa itin jelas, tanpa booking hotel, tanpa tiket kereta dan hanya mengandalkan couchsurfing yang statusnya juga nggak jelas. Bahkan dia nggak pingin lihat Taj mahal, Aneh. Mereka nampak bukan cewek yang biasa travelling. Ternyata, mereka rela datang hanya nemuin Arjuna yang mereka kenal dari internet. Dibela belain jauh jauh dan nekad datang ke India. Bukannya disambut di airport dengan sekuntum bunga. Si cowok nyuruh dia nemuin dikotanya. Dan anehnya, si cewek tetep ngebet. Duh!. If He Really love you, he will Run and come to you, It does matter where your are!. Kadang mereka kasih nomer hape emak ke cowoknya. Trus cowoknya hubungi emak. Dari sini emak bisa “meraba” bagaimana cowok tersebut, serius apa nggak. Hanya sedikit yang serius dan buanyak yang “buaya”. Masak, baru nyapa hai, udah minta emak kirim foto ke dia. *Plakkk*. Nah, karena blog ini juga emak jadi konsultasi “pernikahan“ antara cewek Indonesia dengan lelaki India. Emak nggak masalah, bahkan emak seneng bisa membantu dan membicarakan hal hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melangkah lebih jauh. Dari sini, emak punya keberanian untuk nulis ini. Mesti dengan setengah hati. Berharap agar cewek Indonesia yang lagi menggeliat kayak cacing kepanasan sama Arjunanya di India mempertimbangkan hal hal sebagai berikut sebelum menikah dengan Pria India. Meski emak tahu. Orang kalau jatuh cinta otaknya di dengkul. Paling tidak, emak merasa plong dengan berbagi dan kalian bisa memikirkan hal hal berikut sebelum melangkah jauh dalam gerbang pernikahan dengan Pria India. Sekarang zaman social media. Orang bisa kenal dan jatuh cinta tanpa berjumpa. Jangankan jatuh cinta hanya melalui chit chat dan tukeran foto dengan tampang gaya tebar pesona. Bahkan ada yang sampai buka dada hingga buka paha. Upsss!. Kalau saat ini kamu hanya mengenalnya melalu internet. Cobalah ketemu dulu. Kalau bisa, mending dia yang datang ke Indonesia. If he Really Love You, he will come to you. Emak tidak meminta kamu untuk melalui proses berpacaran. Tapi paling tidak ada proses untuk mengenal siapa dia, sifat dan watak yang harus disesuaikan. Pada dasarnya sifat dan watak semua orang berbeda beda. Tapi, kebanyakan watak orang India itu keras dan bicara apa adanya. Apakah kamu punya cukup kesabaran untuk menghadapainya ? Jangan grudak gruduk, ketemu dan langsung janur kuning melengkung. Kalau sudah ketemu dan cocok, baru jalan ke langkah selanjutnya. Ketahuilah, menikah bukan hanya untuk sementara tapi selamanya. Dia bukan Arjuna, Hanya manusia biasa, Tak ada yang sempurna. Menikah bukan tentang aku dan kamu. Bukan hanya tentang kita berdua. Menikah berarti menggabungkan dua keluarga. Di India sistem kekeluargaan begitu kental. Orang tua berharap anaknya menikah dengan gadis pilihan mereka sendiri. Lebih tepatnya, dijodohkan. Pastikan orang tuanya setuju. Kalau kalian berdua saling cinta pastikan izin orang tua memberikan restunya dan mengikat kedua keluarga dengan cinta. Hal ini nantinya akan berimbas dimana kalian tinggal. Orang tua pasti dengan berat hati melepas anak kesayangannya pergi di negeri antah berantah bersama suami tercinta. Sendirian dan jauh dari keluarga. Jika dua keluarga saling kenal, paling tidak orang tua kita tidak merasa khawatir dengan menitipkan kamu ke keluarga baru di India. Emak sebenarnya ingin cerita tentang hal ini lebih jauh. Tapi tiap kata yang terucap, dada emak terasa sesak, tenggorokan rasanya tercekik dan bulir bulir air mata membasahi pipi. Meski dua keluarga saling kenal. Orang tua tetap kawatir. Gimana nggak kawatir, putri kesayanganya sendirian di negeri antah berantah. Meski senyum tersungging di bibir mereka tapi segunung rasa tak tega tetap merayapi dada. Bicaralah dengan kedua orang tua mu dulu, dengarlah apa kata hati mereka. Jauh dari orang tua dalam jangka waktu yang lama adalah hal yang sungguh tak mudah. Sangat Menyiksa dan Menyesak memenuhi dada. Semua orang tahu India terkenal akan budaya dan tradisi yang kental. Bukan hanya dalam festival atau acara keagamaan tapi dalam kehidupan sehari hari. Open your mind, Hormatilah dan bukalah seluruh indera perasamu untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih baik. Tanpa hal ini, akan sulit bagimu untuk beradaptasi. Kita yang sesama orang Indonesia punya banyak perbedaan budaya disetiap daerahnya. Apalagi lintas Negara. Hal ini sangat sensitif dan jangan disepelekan. Termasuk kebiasaan keluarga suami. Pay attention. Percayalah, Emak pernah dibikin stress dan memilih hengkang dari India karena hal yang satu ini. Cultural shock. Budaya di India, Sistem kekeluargaan sangat kental. Mereka suka tinggal dalam keluarga besar. Setelah menikah wanita diboyong dan masuk dalam keluarga Pria. Dalam apartemen kecil, disana ada orang tua, mungkin kakak juga kakak ipar dan anaknya. Mungkin juga ada adik adiknya. Nggak ada privasi sama sekali. Nggak bisa seenaknya leyeh leyeh dan semau gue. Semua diatur oleh ibu mertua. Are you ready ? Perbedaan dan gejolak ketidak cocokan pasti ada dalam keluarga. Karena notabene kita memiliki budaya yang berbeda dan juga faktor komunikasi yang tidak lancar. Pastikan suami kamu nantinya menjadi penengah yang bijaksana. Tanpa berat sebelah. Satu hal lagi tentang Dowry. Dalam adat Hindu, perempuan memberi Dowry semacam mas kawin kepada keluarga lelaki. Bahkan dalam keluarga muslim juga. Semakin banyak samakin dicinta, semakin dikit, semakin disiksa. Cerita tentang menantu disiksa hidupnya dan dikurung dalam “tahanan” rumah hanya karena Dowry yang sedikit menjadi cerita biasa di India. Itulah sebabnya, memiliki anak perempuan dianggap beban dan memilih diaborsi. Biacarakan mengenai Dowry dengan calon suami. Sehingga tidak menjadi beban dikemudian hari. Dalam hal ini, Alhamdullilah emak tidak menghadapainya. Karena kami sepenuhnya menjalankan apa yang agama Islam ajarkan. Ini yang paling berat. Dilema berkepanjangan dan bikin gundah gulana. Kalau ngomongin enak mana tinggal di India apa Indonesia? Jawabnya simple. India is best tourism country but not for stay. Dalam hal ini Kashmir sebagai pengecualian. Indonesia masih jaaaaaaaauuhhhhh lebih enak dan nyaman. Mulai dari segi kebersihan tentu saja sampai mencari pekerjaan. Mau gaya hidup ala pertamina, mulai dari NOL?. Makan nggak makan yang penting kumpul? Pikirkan kembali. Biaya hidup di India memang murah, tapi biaya tempat tinggal sangat sangat mahal. Kalau masih dalam nuansa pengantin baru kayaknya semua oke oke saja. Tapi kalau dah lewat masa itu, it’s just like a hell. Bayangkan, di musim panas suhu bisa mencapai 40 derajat. Nggak ada AC? OMG. Nggak papa pakai kipas angin. Eits, tunggu dulu, sering lampu mati di India. Apalagi pas musim panas. Nggak tanggung tanggung kadang 12 jam. Kayak daging dimasak dalam oven J. Dingin mencapai 0 derajat, nggak papa masih bisa pakai jaket dan selimut. Beneran mau mandi pakai air dingin yang kayak lelehan es? OMG. Edisi kompleknya hidup di India emak tuangkan dalam serial artikel Siluet Negeri Semilyar Penduduk. Tinggal di Indonesia? India masuk dalam garis “merah“ Imigrasi. Karena kebiasaan orang India yang suka tinggal diluar secara illegal dan bekerja. Untuk mendapatkan visa tinggal bagi suami adalah hal yang paling menguras tenaga dan air mata. Harus membawa segepok persyaratan dan bukti pernyataan bahwa suami memiliki penghasilan. Kalau suami ketahuan kerja di Indonesia, maka kamu harus mengganti visa tinggal menjadi visa kerja. Dan tentu saja dengan membayar pajak 1 juta setiap bulannya dan dibayar dimuka. Jreng jreng. Belum lagi melewati proses imigrasi Indonesia yang njelimet dan Korup. Sangat melelahkan! Sudah tahu kan apa yang harus dihadapai ketika menikah dengan pria berkebangsaan India? Inget kamu bukan Ayu ting ting dan Saheer Sheik yang notabene artis dan banyak uang. Mau ngapain aja enak, tinggal beli tiket pesawat kalau nggak betah. JIKA saling cinta dan memiliki kepercayaan penuh dengan sang Arjuna kamu saat ini. Maka perjuangkanlah dan jalani takdir dengan lapang dada. Semua tergantung seberapa besar cinta kalian menghadapai gelombang badai yang menghajar. Disitulah kita menemukan sebuah titik puncak tetang apa dan siapa diri kita sebenarnya dan juga pasangan. Dan seberapa besar cinta kalian sesungguhnya. Hold My Hand And Face The world Together. UPDATE 5 Maret 2015 Pertanyaan tersering tentang Cowok India Mbak, Saya kenalan dengan cowok India di internet, kami cocok, bla bla bla dan fall in love? Kalau kamu sekarang masih kenal dengan dia dalam jangkan waktu 2 atau 3 bulan, ada baiknya membuat jarak sebelum terjatuh dan menyia nyiakan waktu. Kenapa? cowok India buaaanyaaakkk yang iseng di Internet sebenarnya. Dan fatalnya lagi, cewek Indonesia Baper banget dengan keisengan mereka. Mereka anggap serius hingga mikirin pagi siang malam. Trus pikirannya sang Arjuna selalu’ baik kayak Shahir Sheik dalam Sinetron Cinta dilangit Taj Mahal. Tahu nggak? Saya pingin cerita. Saya punya kenalan, katakanlah namanya mbak X yang tinggal di India. Kami sering wahtsapp, suaminya juga orang India. Suatu ketika dia ke Warnet karena ada keperluan. Tahu yang dikatakan Penjaga warnet kepadanya? Ohh You from Indonesia. I know many girls from Indonesia from internet. Some say they Loved me. And I have some of their picture showing their boobs. Astaghfirullah, dia koleksi foto foto kenalan cewek Indonesia dan mereka ready nunjukkin buah dada hanya dengan bermodalkan rayuan gombal cinta’. Bahkan ada yang pakai Jilbab. Dunia memang semakin gila! Miris nggak denger cerita ini? Mendengar hal ini saya nggak kaget, cowok beneran pasti bakalan sibuk dengan kegiatannya di kuliah atau kerja. Bukannya sibuk chatingan, iya nggak?. Itu adalah sedikit cerita. Please ya, saya Tidak menganggap remeh cinta di internet. Bahasa kerennya under estimate. Kenapa? karena sekarang zamannya social media, apapun bisa terjadi. Termasuk urusan cinta di ruang dunia maya. Hanya saja, harusnya dengan logika kita bisa meraba dan merasa mana yang beneran atau tidak. Tapi mbak kalau sudah cinta itu buta, logikanya jadi di dengkul? Itu mah bukan cinta!. Lha terus cinta itu yang gimana mak? Emboh! aku dewe nggak ero. Memang nggak semuanya iseng TAPI kebanyakan, ya. Dari semua email dan kenalan hanya 5 % yang cowoknya serius bahkan berujung di pelaminan. Selebihnya hanya Iseng, untuk kepentingan untuk mencari kerja atau sebagai batu lompatan keluar dari India. Buanyakkkkkk! Intinya, kalau dia bener cinta sama kamu. Pasti dia berusaha datang ke Indonesia buat nemuin kamu. Love is act, Not Word. Mbak, saya kenalan sudah 3 tahun atau lebih eh sekarang dia dijodohkan dan nggak bisa menolak ? Kenal di Internet, nunggu Arjuna nya datang selama tahunan. Ujung ujungnya dia nggak pernah datang dengan alasan dijodohkan? Cerita ini bikin hati saya ikut teriris pedih. Beneran, nyesek di dada. Banyak sekali cewek Indonesia dipermainkan dengan alasan ini. Dan parahnya cewek Indonesia hanya bisa pasrah dengan alasan ini. Waktu tahunan terbuang dengan sia sia menunggu Arjuna yang nggak pernah tiba. Dan mereka nggak menyadari kalau mereka sudah dipermainkan selama ini. Dijodohkan memang sudah menjadi tradisi di India TAPI itu bukan harga mati. Banyak kok sekarang yang menikah dengan pilihan mereka sendiri. Suami saya dijodohkan 3 kali oleh orang tuanya. Dan selalu bilang akan menikah dengan pilihannya sendiri. Intinya, kalau dia beneran cinta sama kamu, dia pasti mempertahankanmu dengan berbagai cara. Tentu saja dengan cara yang baik, ya. Kalau dia nggak mempertahankanmu berarti dia memang nggak punya cukup cinta untuk kamu atau malah memang nggak ada cinta dan perasaan? Orang tua mana sih yang nggak kepingin lihat anaknya bahagia? Intinya, dijodohkan bukan harga mati. Mbak, Dia beneran cinta sama saya cuman duitnya masih belum cukup? Klo dia kerjaanya chatting sama kamu gimana bisa kerja keras dapetin uang buat datang ke Indonesia? *digamparkeyboard hehehe Dulu ya, tiket PP Indonesia – India itu memang Mahal. Hampir 10 Juta PP. Sekarang? Coba cek maskapi penerbangan Air Asia atau Tiger Air. Mereka biasanya punya tiket Promo ke Daerah Selatan India Kochi, Kolkatta, Trivandrum, Hyderabad coba cek Peta India. Kadang tiketnya cuman seharga 600rb saja. Kalau nggak ada Promo, Biaya normal tiket PP India Indonesia sekitar 3-4 jutaan. Masak sih, dia punya duit buat beli paket data setiap hari untuk chattingan sama kamu tapi nggak ada duit buat beli tiket Promo? Apalagi dia bilang Cinta sama kamu. *Dilemparserbukholi Intinya, lelaki yang serius bakalan mencari seribu cara nemuin kamu bukan menebar kata cinta Mbak, Saya sudah nggak betah pingin nemuin dia. Saya nekad mbak datang ke India, apapun yang terjadi saya rela? Tissue mana tissue. Denger cerita ini, saya jadi ikutan pingin nangis dan air mata mengalir memenuh sungai Gangga. Halah! Saya tahu kok, perasaan penarasan dengan memikirkan Now or Never? monggo silahkan kalau kamu nekat datang ke India dengan resiko yang sudah dipikirkan, ya. Memang, saya juga wanita, punya perasaan. Selama belum ketemu pasti kamu ada perasaan gimanaaaaaaaaaaaaaaa gitu. Sulit lah untuk diungkapin. Tapi inget beberapa hal berikut jika kamu nekah datang ke India Kalau bisa tinggalah di hotel yang kamu pilih sendiri, Waspada! Jangan mau nikah sirih sama dia. Jika kalian serius, Dia pasti mempertemukanmu dengan orang tuanya. Bukannya jalan sana sini, ngomong tok tentang cinta dan nggak jelas! *lemparinkesungai Inget orang tua kamu dirumah, agar kamu tak salah langkah. Intinya, seberapa besar cinta kamu kepadanya setidaknya gunakanlah sedikit logika mu. Mbak, apa syarat dan document apa saya yang diperlukan untuk menikah dengan orang India? Menikah dengan orang India, document dan syaratnya sama dengan menikah dengan orang Asing. Saya menikahnya sudah lama, hampir 12 tahun. Saya tidak tahu pasti apakah ada perubahan atau sama dalam hal persyaratan. InsyaAllah, saya akan mengumpulkan info dari teman teman yang barusan menikah di Indonesia atau di India. Nanti baru saya update lagi, ya. Intinya, menikah dengan Warga negara Asing baik di India atau Indonesia sama sama rumit dan memerlukan banyak document. Semuanya demi kebaikan dan perlindungan Warga Negara Indonesia. Yuk! ah, jangan terlalu Baper di Internet, take it easy, let it flow and be ready to let it go.
Budayadi India, Sistem kekeluargaan sangat kental. Mereka suka tinggal dalam keluarga besar. Setelah menikah wanita diboyong dan masuk dalam keluarga Pria. Dalam apartemen kecil, disana ada orang tua, mungkin kakak juga kakak ipar dan anaknya. Mungkin juga ada adik adiknya. Nggak ada privasi sama sekali.
Índia cidades badaladasLocais históricos • Pontos de interesseIngressos a partir de R$ 56,90Locais históricos • Obras arquitetônicasPontos de interesse • Obras arquitetônicasLocais religiosos • JardinsParques de diversões e temáticosPontos de interesse • Obras arquitetônicasIngressos a partir de R$ 56,90Obras arquitetônicas • Locais religiososIngressos a partir de R$ 317,35Pontos de interesse • Monumentos e estátuasLocais históricos • Locais religiososPasseios rápidos e de um dia inteiro.*Geralmente se esgota com base em dados sobre reservas e nas informações do fornecedor nos últimos 30 dias, é provável que esta experiência se esgote na Viator, uma empresa do palavras de outros viajantesFomos ao Taj Mahal com o guia maravilhoso falando português sr Ramesh Chandra Bhatt +91 7428465909, o lugar é único lindo as explicações do sr Ramrsh foram excelenteFeita em 9 de março de 2023Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as Portugal50 contribuiçõesForte/Palácio de visita obrigatória por ter sido residência de alguns marajás. Chegando sedo, a subida pode ser feita de elefante, sendo esta uma experiência inesquecível, tal é a masjestosidade destes animais. Tem uma vista soberba sobre Jaipur. A sala dos espelhos é surpreendente pela forma perfeita como é trabalhado o mármore branco, integrando pequenos em 22 de julho de 2020Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as Torre é parte de grande área construída e que guarda parte da história da Índia. Vale visitar. Atenção à base de outra torre, que seria maior, é que não foi em 4 de dezembro de 2022Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as maior templo Hindu da Índia, construído de arenito e mármore LINDÍSSIMO, todo esculpidos, é um lugar eterno de devoção, pureza, paz e harmonia. Tem mais de 20 mil estátuas, 9 cúpulas e 237 pilares, impressionante muito lindoFeita em 10 de março de 2023Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as lendário Templo Dourado é na verdade uma pequena parte desse enorme complexo, conhecido pelos sikhs como Harmandir Sahib. Espiritualmente, o foco da atenção é o tanque que circunda o reluzente santuário central - o Amrit Sarovar - de onde vem o nome da cidade -, escavado pelo quarto guru sikh Ram Das em 1577. Rodeado por uma passarela de mármore, o tanque é dito ter poderes curativos, e peregrinos vêm de todo o mundo para se banhar em suas águas no final de uma longa calçada, o Templo Dourado em si é maravilhoso, uma mistura de estilos arquitetônicos hindus e islâmicos, com um elegante nível inferior de mármore adornado com flores no trabalho de pietra dura como no Taj Mahal. A entrada é gratuita. Os peregrinos também podem comer na gigante cozinha do templo, é de graça, mas eles aceitam doações. De mendigos a empresários se sentam ali pra fazer uma em 4 de dezembro de 2019Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as BPetrópolis, RJ478 contribuiçõesO forte é imperdível. Fica em uma região mais alta e de lá se tem uma vista linda de Udaipur. O Forte é lindo e grandioso. Tem um belo museu dentro. Visita obrigatória. Feita em 10 de abril de 2020Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as surpreendi positivamente. Quando você esta ali na entrada não imagina que la dentro tem tantos cenários lindos e históricos. Vale a pena a em 20 de dezembro de 2022Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as BPetrópolis, RJ478 contribuiçõesCom certeza um dos pontos imperdíveis de Nova Delhi. Esse monumento gigante e lindo é um túmulo, assim como o Taj Mahal. A construção é linda e esta muoto bem conservado. A visita é obrigatória. Feita em 10 de abril de 2020Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as e sempre muito cheio. O acesso é gratuito, só passar pelo detector de metais e raio-x nas bagagens. Não achei um monumento bonito, mas vale a pena a em 22 de março de 2020Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as lugar para medir, a cerimônia é muito bonita, um templo enorme da religião Silk, são monoteísta juntando o hindu com o budismo, o templo vive ce doações e voluntários tem uma cozinha que serve mais de 6 mil refeições dias ...Feita em 5 de março de 2023Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as que este é o maior templo em lugar com ricos entrar no templo existem duas filas pagantes e não pagantes, porém quando esta perto da entrada as mesmas se juntam e vira uma para Madurai na época do Pongal, então tudo estava muito cheio. Resolvemos não entrar, pois a fila estava com uma média de 1h e 30m de espera. Demos a volta pelo templo e numa determinada porta, os guardas estavam mandando todos entrarem sem a conhecer o local, que é muito bonito, porém existem partes que são reservadas só para os dica é que se você quer ver o templo, reserve pelo menos 3 hrs do dia para o passeio, pois existe uma movimentação muito grande de em 21 de janeiro de 2019Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as mBraga, Portugal23 contribuiçõesExtenso areal no qual é possivel fazer umas boas caminhadas e apreciar fantasticas paisagens. E na qual se pode ver e nadar com os elefantes, mas isto já depende da época. Acesso de scooter ou bicicleta é possivel aluguer um dos dois ou de em 26 de agosto de 2015Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as vc tem a vista da cidade e é um fim dela. Lindo à noite, tem seguranças, super tranquilo!Sentar lá e apreciar a vista mesmo a noite e ver a cidade toda iluminada vale muito a pena!Não deixem de em 17 de abril de 2019Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as ponte eficiente, pois economiza seu tempo no transito pesado da cidade e por ter pedágio e mais vazia por isso qze sempre evitada pelos taxistas sendo insista para ir por ela e aproveita bela em 2 de dezembro de 2019Esta avaliação representa a opinião subjetiva de um colaborador do Tripadvisor e não da Tripadvisor LLC. O Tripadvisor verifica as avaliações.
sdr Berawal dari menjadi penonton setia film Bollywood di masa kecil dan tumbuh besar mengkonsumsi stereotip soal India lewat media dan cerita teman, Savira malah berkesempatan magang selama 3 bulan di India. Artikel ini akan menceritakan tentang keseharian Savira selama magang dan caranya beradaptasi dengan kehidupan masyarakat lokal. “Kamu ngga takut diapa-apain kalo di sana?” “Ya ampun, bukannya di sana tuh jorok dan bau ya.” “Eh sumpah ati-ati ya entar, terutama sama laki-laki!” “Lo jangan kebanyakan makan kari ya, nanti keringet lo ikutan bau kari lho.” Kurang lebih itu reaksi orang-orang terdekatku ketika aku cerita aku bakal berangkat ke India buat magang. Rata-rata reaksi mereka pasti kaget dan khawatir. Aku bisa paham sih dengan reaksi mereka. India ngga jarang digambarkan sebagai negara yang ruwet, jorok, dan terkesan berbahaya untuk perempuan. Meski begitu, entah kenapa aku malah jadi penasaran banget untuk ngebuktiin sendiri, emang separah itu ya? Aku berangkat ke India untuk magang di sebuah perusahaan IT pada Agustus 2018 lewat program Global Entrepreneur dari AIESEC. Aku udah beberapa kali ke luar negeri sebelum ke India. Meski begitu, pengalaman satu ini berbeda dan berkesan banget, karena aku tinggal dalam jangka waktu yang lama yaitu selama hampir tiga bulan, bekerja secara profesional, dan ngerasain banget rutinitas sehari-hari layaknya orang lokal. Melalui tulisan ini aku pengen cerita gimana aku menjalani keseharianku. Rutinitas Hari kerja – Bangun pagi Aku bangun siang banget selama di India karena di kota tempat aku kerja kebanyakan jam masuk kantor adalah jam 10 pagi sampai jam 7 malam. Jam kantor inilah yang bikin keseharianku di India jadi beda banget dengan di Indonesia. Aku bangun lebih siang, pulang ngantor malem meski ngga lembur, dan tidur lebih malem juga. – Sarapan Roti Chapati, Yoghurt dan Cocolan Kari — Sarapan ala India! Aku tinggal di PG paying guest di India. Ini konsepnya mirip kos-kosan gitu dan biasanya emang yang tinggal mahasiswa atau anak muda. Nah di PG disediakan sarapan jadi ngga perlu ribet masak dan nyiapin sarapan setiap pagi. Biasanya terdiri dari pancake khas India seperti naan, paratha, dan chapati jenisnya banyak banget dan semuanya beda; homemade yoghurt sebagai cocolan; saos tomat di India entah kenapa malah susah banget cari saos cabe; dan minumnya setiap pagi pasti chai yaitu teh susu yang dicampur rempah-rempah. Kadang kalo bosen atau aku lagi nggak suka menunya, aku beli buah buat sarapan karena tiap jalan kaki ke halte lewat pasar. Buah di India jauh lebih murah lho dibandingkan di Indonesia. Contohnya, satu buah pisang harganya sekitar 500 rupiah! – berangkat ngantor Sosok transportasi umum di India Jarak tempat aku tinggal ke kantor kurang lebih 5 kilometer. Setiap pagi aku jalan kaki sekitar satu kilo dari PG ke halte terdekat, kemudian lanjut naik bus. Rutinitas berangkat ngantor ini buatku seru banget, karena di Indonesia aku malah jarang naik transportasi umum akibat lebih suka naik ojek online. Naik bus di India juga ngga sulit dan serem kok, kurang lebih sama kayak naik Trans Jakarta karena ada halte dan jalurnya sendiri, rutenya bisa dicek di Google Maps, dan bahkan bentuk busnya pun mirip. Aku sekali jalan ngantor cuma perlu bayar 4 rupee alias 800 rupiah doang. Selain naik bus, kadang-kadang kalo keburu-buru atau hujan, aku make aplikasi namanya Ola. Ola kurang lebih adalah GOJEK versi India untuk pesen transportasi online. Kalo pake GOJEK bisa pesen ojek online, kalo pake Ola kita bisa pesen bajaj. – Ngantor Aku magang sebagai business development di sebuah IT startup di kota Surat, Gujarat. Tugasku adalah mengelola kerjasama outsourcing antara perusahaan tempat aku kerja dengan perusahaan IT di luar negeri. Aku harus memastikan perusahaanku bisa dapet klien baru dan menjalin hubungan yang baik dengan klien yang udah ada. Kerja sebagai orang asing di antara karyawan lokal merupakan tantangan tersendiri. Rasanya setiap hari ada aja ada masalah sekaligus pelajaran baru, sesimpel kendala komunikasi karena pusing dengerin aksen satu sama lain, pola pikir yang ga cocok, dan budaya kerja yang beda banget. Awalnya aku bener-bener frustasi karena rasanya susah aja untuk mengerti dan dimengerti sama temen kantor. Tetapi seiring berjalannya waktu aku belajar untuk lebih pede mengutarakan pendapat, proaktif misal aku merasa ada yang kurang jelas, dan menyikapi segala masalah kantor dengan kepala dingin. Sebelum magang di India, aku udah magang dua kali di Indonesia dan aku bisa bilang pengalaman magang di luar negeri adalah naik level untuk pengalaman profesionalku karena aku menghadapi tantangan yang aku ga pernah hadapin sebelumnya. – Sampai di PG dan makan malam Biasanya aku sampe di PG jam 8 malam dan baru makan malam sekitar jam 9 malam. Malam hari sepulang ngantor adalah waktu buatku bersosialisasi sama temen-temenku yang tinggal di PG. Semua temenku adalah cewek India dan itu bikin hubungan kita awkward banget pas awal aku tinggal di PG. Ini jadi pengalaman pertama mereka tinggal seatap sama orang asing dan aku awalnya takut dicuekin karena beda sendiri. Syukurnya hubungan kami kian hari kian membaik. Salah satu caraku untuk mempererat hubungan dengan teman-teman baruku adalah dengan cari kesamaan diantara kami seperti persamaan bahasa antara bahasa Indonesia dan Hindi sampe saling sharing soal rutinitas skincare ala negara masing-masing. Rutinitas Akhir pekan dan hari libur Akhir pekan dan tanggal merah selalu jadi waktu yang paling aku tunggu-tunggu karena ini adalah kesempatan buat bisa jalan-jalan dan refreshing dari pusingnya urusan kantor. Ini adalah hal-hal yang aku lakuin kalo lagi libur. Cuci baju dan setrika Aku hampir ga pernah cuci baju sendiri di Indonesia karena selalu pake jasa laundry. Awalnya aku pikir bisa melakukan hal yang sama di India tapi ternyata jasa laundry di India carinya ga segampang di Indonesia dan harganya mahal banget. Harga laundry per potong sebesar 3000 rupiah. Akhirnya aku pun cuci baju sendiri pake mesin cuci di PG. Walaupun jasa laundry susah carinya di India, tapi ada jasa lain nih yang cukup populer yaitu jasa setrika baju. Harganya pun lebih bersahabat, kurang lebih seribu rupiah per potong. Biasanya kalo males setrika terutama baju buat ngantor, aku bawa deh ke tukang setrika ini. Belanja ke supermarket Salah satu supermarket di daerah pertokoan India Aku selalu antusias banget kalo masuk supermarket di luar negeri. Aku selalu ngerasa main ke supermarket bisa ngasi gambaran tentang cara hidup orang lokal di suatu negara. Hampir setiap akhir pekan selama di India aku pasti ke supermarket buat belanja sendiri atau nemenin temen. Salah satu hal menarik yang aku sadarin dari keluar masuk supermarket di India, barang-barang hygiene dan personal care kayak tisu, kapas, dan pembalut itu mahal banget. Contoh perbandingannya, aku beli pantiliner di Indonesia isi 20 pcs seharga 5 ribuan, dan kalo di India harganya 18 ribu! Kulineran Makanan India sangat beragam dan kalo dikulik nggak ada habisnya. Aku pribadi cocok dengan makanan India karena rasanya kuat dan setiap makanan unik banget. Sapi adalah binatang yang disucikan di India dan dagingnya tidak boleh dikonsumsi, jadi selama di India aku puasa makan daging sapi. Nyari ayam dan daging lain pun juga ngga semudah di Indonesia karena lebih banyak makanan yang ditujukan untuk vegetarian. Awalnya aku udah uring-uringan karena aku ngga terlalu suka sayur, tapi ternyata orang India kreatif banget dalam mengolah sayur, jadi aku ngga selalu makan sayur dalam bentuk mentahnya tapi sering juga makan daging vegetarian yang rasanya mirip sama daging beneran. Jalan-jalan ke luar kota Selama di India, aku cuma 3 kali jalan-jalan ke luar kota buat weekend getaway. Alasannya karena budget terbatas dan capek juga sih haha. Pengalaman jalan-jalan ke luar kota bikin aku juga mencicipi berbagai jenis moda transportasi di India dari pesawat domestik, kereta, sampai bus. Dari 3 kali jalan-jalan tersebut, dua diantaranya aku pulang pergi sendirian dan syukurnya selamat tanpa mengalami kejadian yang tidak diinginkan. Beberapa tips yang aku sarankan untuk berpergian sendiri selama di India adalah rajin riset di internet dengan baca-baca pengalaman traveler lain, selalu konsultasikan rencana perjalananmu ke temen yang orang lokal, jangan keliatan gugup, dan misal bener-bener bingung banget coba cari orang yang kelihatannya bisa bahasa Inggris dan terpercaya biasanya aku deketin cewek yang kelihatan seumuran buat nanya-nanya, dan meskipun harus selalu waspada jangan terlalu overthinking ya, don’t forget to have fun! Apa yang aku bagikan disini tentunya cuma potongan kecil dari seluruh pengalaman dan pembelajaran yang aku dapet selama bekerja di India. Salah satu hal yang aku pelajarin adalah untuk gak menutup diri dari pengalaman baru cuma karena mentah-mentah percaya dengan stereotip yang beredar atau cerita orang. Kalo dulu aku ambil pusing kata-kata orang ketika aku cerita rencanaku ke India, mungkin aku ngga jadi berangkat karena udah jiper duluan. Selain itu, tinggal dan kerja di luar negeri juga menjalani hidup sehari-hari layaknya orang lokal menurutku adalah pengalaman yang sangat berharga. Aku dapet professional development yang menambah nilai plus buat CV dan personal development untuk belajar lebih dewasa dalam menyikapi banyak hal baru, dari culture shock yang kocak sampe pengalaman buruk yang bikin bete. Seorang temen lokalku bilang, if you can survive traveling and living in India, you basically will survive anywhere else in the world’. I am proudly say I survived in India and looking forward for more adventures in new places! Savira has big faith and passion in youth’s potential. She is now working in Asian Development Bank to support Indonesian youth’s participation in improving the nation’s financial inclusion. Besides being a communication students, Savira took various opportunities during her university years including being the activist of world’s biggest youth-led organization, AIESEC, for four years and awardee of XL Future Leaders. In her spare time, Savira enjoys visiting museums, joining walking tours, and hunting for culinary’s hidden gem.1J4mt.